Survei batimetri merupakan survey pemeruman yaitu suatu proses pengukuran kedalaman yang ditujukan untuk memperoleh gambaran (model) bentuk permukaan (konfigurasi) dasar perairan (seabed surface). Bentuk permukaan yang dimaksud hanya sebatas pada konfigurasinya saja, tidak sampai pada kandungan materialnya ataupun biota yang tumbuh diatasnya, semata-mata bentuk [Poerbandono, 1999].
Menurut IHO survei batimetri merupakan measured or charted depth of water or the measurment of such depth (IHO, 1970). Pada survei batimetri pengukuran kedalaman dilakukan secara simultan dengan pengukuran posisi horisontalnya, dimana kedalaman sendiri dilakukan dengan alat ukur kedalaman yang menggunakan gelombang akustik, sedangkan alat untuk posisi horisontalnya menggunakan prinsip penentuan posisi dengan GPS, dan metode yang dipakai adalah DGPS.
Faktor lain yang sangant mempengaruhi pengukuran batimetri adalah dinamika media air laut berupa pasang dan surut laut, sehingga sangat sulit untuk menentukan obyek yang sama pada waktu yang berbeda. Dengan demikian pada pengukuran kedalaman dasar laut perlu dilakukan 3 (tiga) pengukuran sekaligus pada waktu yang bersamaan yaitu pengukuran kedalaman, pengukuran posisi alat ukur kedalaman, dan pengukuran pasang surut. Dari ketiga data tersebut kemudian akan menjadi informasi kedalaman laut pada posisi tersebut terhadap suatu bidang referensi (chart datum).
Survey batimetri real time adalah menentukan besaran-besaran tertentu dalam pelaksanaan survey yang tidak bisa ditentukan saat itu juga. Atau mendefinisikan hasil pengukuran kedalaman menjadi kedalaman sebenarnya secaran real time.
Dalam survei batimetri ada beberapa metode yang digunakan :
- Metoda Mekanik
- Metode Optik
- Metode Akustik
Pada survey batimetri real time, metode yang dilakukan adalah metode akustik, alat yang digunakan adalahechosounder atau perum gema. Teknologi ini menggunakan transmisi gelombang akustik yang dipancarkan dari transmitter tranducer. Gelombang akustik tersebut merambat pada medium air dengan cepat sekitar 1500 ms-1 hingga menyentuh dasar perairan dan gelombang yang membentur dasar perairan kemudian dipantulkan kembali ke atas dan diterima oleh receiver tranducer.
Kegiatan Survey Batimetri terdiri atas tiga kegiatan utama dan ketiga kegiatan tersebut terdapat dalam skema berikut :
Dalam proses pengukuran kedalaman menggunakan alat perum akustik kedalaman yang didapat adalah kedalan ukuran (du), untuk mendapatkan kedalaman sebenarnya (d) harus dilakukan proses pemberian koreksi dan reduksi terhadap nilai kedalaman ukuran. Koreksi yang diberikan adalah :
- Koreksi barcheck
- Koreksi phytagoras
- Koreksi pasut
- Draft tranducer
Sumber : Makalah Bab 3 Koreksi Pasut Menuju Survei Batimetrik Real time